Wanita Perhimpunan Sarjana Hukum

Wanita Persahi Beri Bekal Keterampilan untuk 150 Narapidana Perempuan di Lapas Tangerang: Siap Hidup Mandiri Setelah Bebas

Tangerang, 22 Februari 2025 – Wanita Persahi (Perhimpunan Sarjana Hukum Indonesia) mengadakan program Skills Building untuk 150 narapidana perempuan di Lapas Perempuan Kelas II Tangerang. Program ini dirancang untuk memberikan bekal keterampilan dan pengetahuan agar para narapidana siap menjalani kehidupan baru setelah bebas. Tujuannya sederhana: membantu mereka hidup mandiri dan tidak lagi menjadi beban bagi masyarakat.

Membuka Pintu Harapan Baru

Banyak narapidana perempuan merasa khawatir tentang masa depan mereka setelah bebas. Stigma sebagai mantan narapidana sering membuat mereka sulit diterima kembali di masyarakat. Melalui program ini, Wanita Persahi ingin mengubah tantangan tersebut menjadi peluang. Dengan memberikan keterampilan dan pengetahuan, program ini diharapkan bisa menjadi jalan bagi mereka untuk memulai hidup baru yang lebih baik.

Tiga Kegiatan Utama yang Menginspirasi

Program Skills Building ini terdiri dari tiga kegiatan utama yang dirancang untuk memberdayakan para narapidana:

  1. Gerakan 10 Juta Perempuan Memilah Sampah Dipandu oleh Ibu Endang Made Marke, program ini mengajak para narapidana untuk memilah sampah. Tidak hanya baik untuk lingkungan, kegiatan ini juga membuka peluang ekonomi. Mereka diajarkan cara mengolah sampah menjadi barang bernilai, seperti kerajinan tangan atau pupuk kompos. Dengan begitu, sampah yang biasanya dibuang bisa menjadi sumber penghasilan.
  2. Penyuluhan Hukum tentang Bahaya Pinjol dan Judol Narapidana juga diberikan penyuluhan tentang bahaya pinjaman online (Pinjol) ilegal dan perjudian online (Judol). Penyuluhan ini dipandu oleh Bapak Mahareksa Singh Delon dari SSEK Law Firm dan Ibu AKP Syara N dari Bareskrim Polri. Tujuannya agar mereka tidak terjerumus kembali ke dalam praktik ilegal setelah bebas. Mereka juga diajarkan tentang pentingnya taat hukum dan bagaimana menghindari jerat utang ilegal.
  3. Pelatihan Membuat Tas dari Rotan Brokad Pelatihan ini dipandu oleh Ibu Tien, seorang ahli kerajinan tangan. Para narapidana diajarkan cara membuat tas cantik dari rotan brokad. Keterampilan ini bisa menjadi modal untuk membuka usaha kecil-kecilan setelah mereka bebas. Dengan membuat dan menjual tas, mereka bisa memiliki penghasilan sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.

Dukungan dari Banyak Pihak

Acara ini dipimpin oleh Ibu Tjut Syahnaz SH HUM MH sebagai Ketua Penyelenggara, dengan dukungan dari Ibu Tetty Herawati Subroto SH MH MKn sebagai penasihat. Turut hadir perwakilan dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) dan ILUNI, Ibu Gita Pauline Purba, yang memberikan semangat kepada para peserta.

Narasumber lainnya yang terlibat antara lain:

  • Ibu July Tjindrawan, pemilik Robotic Explores, yang membagikan kisah inspiratif tentang kemandirian ekonomi perempuan.
  • Ibu Tien, pelatih handicraft yang mengajarkan cara membuat tas rotan brokad.
  • Bapak Mahareksa Singh Delon, yang memberikan pemahaman tentang bahaya Pinjol.
  • Ibu AKP Syara N, yang menjelaskan dampak negatif Judol.

Tujuan Besar: Hidup Mandiri dan Berkontribusi

Program ini tidak hanya tentang memberikan keterampilan, tetapi juga tentang membangun kepercayaan diri. Para narapidana diajarkan bahwa mereka bisa mandiri dan berkontribusi positif kepada masyarakat. Dengan memiliki keterampilan membuat tas, memilah sampah, dan memahami hukum, mereka diharapkan bisa hidup lebih baik setelah bebas.

Apresiasi dan Harapan ke Depan

Program ini mendapat apresiasi dari Lapas Perempuan Kelas II Tangerang dan berbagai pihak terkait. Diharapkan, program serupa bisa terus dilaksanakan di daerah lain. Semakin banyak narapidana yang diberdayakan, semakin besar peluang mereka untuk hidup mandiri dan tidak kembali ke jalan yang salah.

Kesimpulan: Setiap Orang Berhak Mendapat Kesempatan Kedua

Program Skills Building ini membuktikan bahwa setiap orang, termasuk mantan narapidana, berhak mendapatkan kesempatan kedua. Dengan dukungan dan pelatihan yang tepat, mereka bisa mengubah hidup mereka menjadi lebih baik. Siapa bilang mantan narapidana tidak bisa sukses? Mereka bisa menjadi pengusaha, pengrajin, atau bahkan agen perubahan di masyarakat.

Rekomendasi:

  1. Para peserta disarankan untuk terus berlatih dan mengasah keterampilan mereka.
  2. Pemerintah dan organisasi masyarakat diharapkan bisa mendukung program serupa agar lebih banyak narapidana yang terbantu.

Program ini tidak hanya mengubah hidup para narapidana, tetapi juga memberikan pesan penting: setiap orang punya potensi untuk bangkit dan sukses, asalkan diberi kesempatan.

http://wanitapersahi.or.id

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*