Kompilasi Kegiatan Wanita Persahi 2021–2025
Empat tahun terakhir menjadi perjalanan penuh warna bagi Wanita Persahi. Dari ruang seminar, panggung seni, hingga aksi nyata di lapangan, organisasi ini terus menunjukkan komitmennya untuk hadir, menginspirasi, dan memberi dampak bagi perempuan dan masyarakat luas.
Awal Langkah Baru (2021–2022)
Tahun 2021 menjadi titik awal yang penting. Wanita Persahi menunjukkan dukungan pada kepemimpinan baru Kowani, menegaskan semangat kolaborasi dengan organisasi perempuan lainnya. Tak hanya itu, HUT ke-60 dirayakan dengan diskusi tentang hukum waris—isu yang dekat dengan kehidupan sehari-hari namun sering terabaikan.
Tahun berikutnya, kiprah semakin luas. Pengurus daerah Sumsel periode 2022–2027 resmi dilantik di Palembang, sementara partisipasi dalam peringatan 100 tahun Tamansiswa di Yogyakarta mengingatkan bahwa pendidikan adalah kunci membangun bangsa yang berkarakter.
Tahun Penuh Inspirasi (2023)
Wanita Persahi benar-benar aktif di 2023. Ada pengukuhan pengurus baru, talkshow soal hak anak disabilitas, hingga peluncuran website resmi organisasi. Momen HUT RI juga jadi lebih istimewa karena dirayakan bersama 300 anak penyandang disabilitas.
Tak berhenti di dalam negeri, Wanita Persahi bahkan mengirim delegasi ke PBB, New York, dalam peringatan International Day for Persons with Disabilities. Sebuah bukti bahwa suara perempuan hukum Indonesia juga bisa bergema di panggung dunia.
Kreatif, Peduli, dan Kolaboratif (2024)
Perayaan Hari Kartini dan Hari Ibu dibuat berbeda tahun ini. Ada pameran seni, lomba kebaya, hingga talkshow inspiratif tentang Hak Kekayaan Intelektual di M Bloc Space. Semua menghadirkan suasana akrab sekaligus mengangkat potensi seni perempuan.
Di sisi lain, program literasi keuangan bekerja sama dengan Kowani dan OJK membekali perempuan dengan keterampilan mengatur ekonomi keluarga. Sementara itu, gerakan penanaman satu juta pohon di seluruh Indonesia menjadi wujud nyata kepedulian Persahi pada lingkungan.
Menuju Indonesia Emas (2025)
Tahun 2025 dibuka dengan agenda besar: Kongres IX Wanita Persahi bertema “Mengawal Reformasi Hukum melalui Budaya Sadarkum Menuju Indonesia Emas 2045”. Kongres ini bukan hanya ajang pertemuan, tetapi juga refleksi tentang peran strategis perempuan hukum di masa depan.
Tak ketinggalan, kegiatan penyuluhan hukum dan pelatihan membuat tas rotan brokat di Lapas Perempuan Tangerang memberi harapan baru bagi para warga binaan: kesempatan untuk berdaya, mandiri, dan kembali ke masyarakat dengan percaya diri.
Jejak yang Terus Hidup
Dari diskusi hukum hingga seni, dari pemberdayaan UMKM hingga advokasi hak disabilitas, Wanita Persahi terus menorehkan jejak. Semua kegiatan ini menyampaikan pesan yang sama: bahwa perempuan bisa hadir di mana saja, berdaya, dan memberi perubahan positif bagi Indonesia.