Wanita Perhimpunan Sarjana Hukum

Wanita PERSAHI: Menguatkan Peran Perempuan di Usia 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia

Delapan puluh tahun Indonesia merdeka bukan sekadar angka. Itu adalah perjalanan panjang sebuah bangsa yang dibangun dengan pengorbanan, doa, dan semangat tak kenal lelah dari para pendahulu. Di balik perjuangan para pahlawan laki-laki yang banyak tercatat dalam sejarah, ada juga sumbangsih kaum perempuan yang tak kalah penting.

Sejalan dengan semangat itu, Wanita PERSAHI, yang lahir pada 26 November 1961, hadir untuk memperjuangkan harkat dan martabat perempuan serta anak-anak melalui jalur hukum, pendidikan, sosial, dan budaya. Berawal dari gagasan para sarjana hukum dan istri sarjana hukum yang peduli pada keadilan, organisasi ini terus berkembang dan kini menaungi lebih dari 2.500 anggota di berbagai provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Mengabdi Lewat Hukum, Sosial, dan Kemanusiaan

Selama lebih dari enam dekade, Wanita PERSAHI tidak hanya menjadi wadah kebersamaan, tetapi juga benteng perjuangan perempuan di ranah hukum. Berbagai kegiatan penyuluhan, seminar, dialog interaktif, hingga pelatihan hukum dan kewirausahaan menjadi bukti nyata kiprah organisasi ini.

Tak berhenti di bidang hukum, Wanita PERSAHI juga menaruh perhatian besar pada isu sosial—mulai dari bakti sosial di lapas perempuan dan anak, pemberdayaan keluarga nelayan, hingga penyuluhan tentang bahaya cyber bullying bagi generasi muda. Semua itu lahir dari keyakinan bahwa kesejahteraan bangsa hanya bisa dicapai jika perempuan, anak, dan keluarga mendapat perlindungan serta kesempatan yang sama untuk berkembang.

Perempuan Indonesia: Pilar Kemajuan Bangsa

Di usia ke-80 tahun kemerdekaan, bangsa ini membutuhkan generasi muda yang berani, cerdas, dan peduli. Khususnya bagi kaum perempuan, peran yang bisa diambil semakin luas: sebagai akademisi, profesional, entrepreneur, aktivis sosial, sekaligus pendidik dalam keluarga.

Wanita PERSAHI percaya bahwa hukum, ilmu pengetahuan, dan solidaritas adalah senjata penting untuk menghadapi tantangan zaman. Oleh karena itu, organisasi ini terus melakukan kaderisasi, merekrut anggota muda, dan mendorong partisipasi aktif generasi baru agar nilai-nilai perjuangan tidak berhenti di satu generasi saja.

Semangat Kemerdekaan, Semangat PERSAHI

Kemerdekaan sejati bukan hanya bebas dari penjajahan, tetapi juga bebas dari diskriminasi, ketidakadilan, dan keterbelakangan. Semangat itulah yang menjadi dasar perjuangan Wanita PERSAHI hingga hari ini.

Di momen istimewa peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia, Wanita PERSAHI mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk berani tampil, berani bersuara, dan berani berkontribusi. Sebab, ketika perempuan berdaya, bangsa pun akan semakin jaya.

Merdeka untuk perempuan berarti merdeka untuk bangsa.
Selamat Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.

http://wanitapersahi.or.id

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*