Goresan Multidimensi Melly Kemala Winta: Dari Bendahara Wanita Persahi ke Pameran ‘Merajut Kebhinekaan Lewat Seni’
Wanita Persahi (Perhimpunan Sarjana Hukum Indonesia) tidak hanya fokus pada penguatan peran perempuan dalam bidang hukum, tetapi juga mendorong kontribusi anggotanya dalam dimensi sosial dan budaya. Komitmen ini terwujud nyata dalam partisipasi aktif Bendahara Umum Wanita Persahi, Melly Kemala Winta, dalam dunia seni rupa melalui sebuah pameran penting.
Pada hari Jumat, 17 Oktober 2025, suasana kebhinekaan memenuhi lobi Springhill Royale Suites, Jakarta, dengan dibukanya Pameran Lukisan bertajuk ‘Merajut Kebhinekaan Lewat Seni’. Acara yang terselenggara atas dukungan penuh dari berbagai pihak—termasuk Springhill Group, KARTIKA, dan Kementerian Kebudayaan—ini menampilkan pertemuan beragam dari 70 karya perupa Indonesia.
Bendahara Umum yang Berkontribusi Aktif
Sebagai seorang seniman otodidak yang diakui dengan rekam jejak yang menginspirasi, Melly Kemala Winta tidak hanya menjadi peserta pameran; ia berperan aktif dalam menghela semangat kebhinekaan yang diusung oleh acara tersebut.

Peran ganda Melly sebagai seniman dan Bendahara Umum Wanita Persahi adalah representasi sempurna dari filosofi organisasi: bahwa profesionalisme di bidang hukum dapat berjalan seiring dengan sensitivitas dan kontribusi pada budaya bangsa.
Dalam konteks pameran ini, ‘Merajut Kebhinekaan Lewat Seni’ bukan sekadar tema, tetapi sebuah manifesto. Tema ini selaras dengan semangat Wanita Persahi untuk menyatukan perbedaan latar belakang, profesi, dan pandangan, demi tujuan bersama yaitu pemberdayaan perempuan dan kemajuan bangsa. Seni lukis, dalam hal ini, berfungsi sebagai medium universal yang mampu menjembatani sekat-sekat perbedaan tersebut.
Seni sebagai Jembatan Persatuan
Kehadiran 70 karya dari berbagai perupa Indonesia, yang dibuka untuk publik dari 17 Oktober hingga 9 November 2025, menjadi bukti visual bahwa seni memiliki kekuatan luar biasa untuk merangkum beragam perspektif. Melly Kemala Winta, dengan karya-karyanya yang dikenal memukau dan filosofis, turut menyumbangkan pandangan uniknya mengenai kehidupan, watak, dan nilai-nilai Ilahi, seperti yang terlihat dalam karya-karya terbarunya.
Aktivitas pameran ini, yang juga diisi dengan Workshop Melukis Model (18, 19, 26 Oktober & 1-2 November), Lomba Lukis Anak-anak (25 Oktober), dan Diskusi/Sarasehan Seni (9 November), menunjukkan bahwa seni adalah proses kolektif dan edukatif.
Sebagai Bendahara Umum, kontribusi Melly di acara ini menegaskan bahwa kepemimpinan perempuan dalam organisasi modern harus bersifat multidimensi—tidak hanya cekatan dalam mengelola anggaran organisasi, tetapi juga piawai dalam mengelola modal budaya dan modal sosial yang dimiliki anggotanya.
Partisipasi Melly Kemala Winta di pameran ‘Merajut Kebhinekaan Lewat Seni’ adalah pengingat penting bagi seluruh anggota Wanita Persahi: bahwa sarjana hukum perempuan juga adalah pilar budaya yang memiliki peran strategis dalam merajut persatuan bangsa, satu goresan kuas dalam satu waktu.











